[REVIEW] Date a Live Season 3, Kehilangan Ciri Khas dari Season Sebelumnya?



Baru: [Penjelasan] Ending Seishun Buta Yarou Movie, Ada yang Masih Bikin Bingung?






Akhirnya, setelah  penantian sekian lama kita bisa bertemu lagi dengan para heroine favorit kita yaitu Tohka, Origami, Kotori, Kurumi, dan teman-teman lainnya. Menurut saya ini akan menjadi season terakhir dalam pengadaptasian seri light novel Date a Live. 


Selama saya menonton anime, mungkin inilah satu-satunya anime yang memiliki studio berbeda pada tiap seasonnya. Season pertama dikerjakan studio AIC Plus+, season kedua dikerjakan studio Production IMS (yang mana sudah tidak beroperasi lagi alias bankrupt), dan yang terakhir season ketiga dikerjakan oleh studio JC Staff. Walaupun staff yang bekerja sebenarnya tidak jauh berbeda seperti dua season sebelumnya, namun kali ini yang berganti hanyalah studio animasinya saja.





SINOPSIS

Season ketiga dari anime Date a live masih menceritakan tentang Itsuka Shido yang harus menanggani ancaman para roh yang datang menyerang kota tempat tinggalnya. Dalam menghadapi ancaman tersebut, Itsuka Shido akan membuat para roh itu menyukai dirinya, tentunya dengan cara mengencaninya, kencan kemudian akan ditutup dengan ciuman yang akan menyegel setengah dari kekuatan para roh tersebut. 

Arc pertama akan bercerita tentang kemunculan roh baru yang memiliki penampilan layaknya seperti majou bernama Natsumi. Natsumi memiliki dua wujud, yang pertama wujud oneesan dengan kepribadian dewasa, kemudian yang kedua wujud loli tsundere yang terlihat sangat berisik sekali. 

Ketika pertama kali berjumpa dengan Itsuka Shido, Natsumi yang merasa wujud lolinya telah dilihat oleh Shido merasa tidak terima dan mengancam akan membuat Shido kehilangan wanita-wanita terdekatnya satu persatu. Bagaimanakah cara Itsuka Shido menanggani ancaman dari Natsumi ini? 

Sementara cerita pada arc kedua akan berfokus lebih dalam pada Tobiichi Origami dengan masa lalu kelamnya yang erat kaitannya dengan roh yang membunuh kedua orang tuanya. Sejak kejadian itu Tobichii Origami pun merasa dendam pada roh tersebut dan berjanji  akan membunuhnya suatu hari nanti.

VISUAL: 5

Karena semua staff yang mengerjakan season ketiga kali ini sama, sehingga tidak terlalu sulit bagi JC Staff untuk membuat visual art yang mirip seperti dua season sebelumnnya. Mereka sudah mengerjakannya semirip mungkin agar penonton tidak merasa terganggu walaupun mengalami pergantian studio animasi. 

Meski begitu, mungkin ini pertama kalinya staff mereka melakukan suatu kesalahan fatal. Kali ini staff pada bagian frame animasi terlihat benar-benar seperti kewalahan sekali. Pada episode 5 yang merupakan pemuncak dari arc Natsumi yang seharusnya menampilkan banyak motion frame teamfight antara para roh melawan robot-robot milik organiasi DEM, justru malah diisi dengan frame diam yang tidak bergerak. Hal tersebut merupakan bukti bahwa anime ini memang sedang kekurangan frame. Sehingga pemuncak arc Natsumi jadi terasa tidak ada yang spesial sama sekali. 

Saya percaya JC Staff tidak sedang kekurangan dana, lalu mengapa hal ini bisa terjadi? Jika permasalahannya adalah frame, JC Staff cukup gelontorkan dana agar para frame animator bisa mengerjakannya jauh lebih serius lagi. Lalu jika permasalahannya adalah waktu, mengapa tidak mencoba diundur saja jadwal penayangannya. 

Memang tidak ada masalah sama sekali saat menyorot pada adegan slice of life anime ini, namun ketika adegan itu sudah berhubungan dengan action mereka terlihat jelas sekali sedang mengalami kesulitan. Sehingga kualitas visual pada frame terlihat tidak konsisten seperti dua season sebelumnya, mereka beruntung penilaian penonton hanya turun beberapa poin saja, sehingga tidak turun terlalu jauh dari nilai awalnya.

SOUND: 8

Finally, SweetARMS is back. Karena hype saya pada SweetARMS, mungkin kita sebaiknya memulai terlebih dahulu membahas bagian opening song anime ini. 
Opening song Date a Live entah mengapa selalu membuat saya rindu sekali. 

Musiknya tidak pernah hilang dari kepala saya walaupun sudah bertahun-tahun lamanya sejak penayangan musim pertama dan kedua. Mungkin ini karena The power of orchestra dari lagu ini. Musik orchestra merupakan komponen yang sering digunakan dalam melakukan senam otak. Siapapun yang mendengarnya pasti akan ikut-ikutan hype bersemangat dengan sendirinya. 

Lalu pada bagian visual opening song animenya memperlihatkan seluruh heroine Itsuka Shido yang ditutup dengan scene yang memperlihatkan Tobichii Origami membelakangi penonton sambil melihat ke arah langit senja. Menandakan sedang terjadi sesuatu pada Tobiichi yang biasanya terlihat humor dan hentai ini.

CHARACTER.

1. Natsumi: 5




Satu-satunya karakter baru pada anime ini akhirnya diperkenalkan. Karakter yang terlihat seperti penyihir majo ini ternyata memiliki dua wujud, yang pertama yaitu wujud oppai oneesan dengan kepribadian dewasa, kemudian yang kedua yaitu wujud loli tsundere yang terlihat berisik sekali. Hal ini tentu menjadi perdebatan, karena karakter ini menggabungkan dua hal yang biasanya saling bermusuhan satu sama lain, Loli vs Oppai Onna. Tetapi pada akhirnya loli tsundere lah yang paling banyak disorot pada anime ini, sedangkan oppai oneesan hanya dianggap sebagai pelengkap pada diri Natsumi yang sebenarnya. 

Kemunculan Natsumi ini menambah sesuatu yang baru dalam pasukan harem Itsuka Shido, karena karakter loli tsundere yang berisik ini mampu membuat obrolan mereka terlihat lebih menarik. Namun yang kurang pada karakter Natsumi adalah bagian character developmentnya, empati yang coba dibangun ternyata gagal melekat pada hati penonton. Sehingga kepedulian penonton pada karakter Natsumi masih cukup jauh jika dibandingkan dengan karakter harem Itsuka Shido lainnya. Arc Natsumi akhirnya berakhir dengan adegan pemuncaknya pada episode 5 yang menurut saya sangat tidak memuaskan.

2. Tokisaki Kurumi: 8





FINALLY, sekian episode lamanya menunggu arc Natsumi selesai, akhirnya kita bisa bertemu dengan fan favorite chara anime ini Tokisaki Kurumi setelah ending song pada episode 7. Dengan BGM musik jazz khas miliknya sendiri yang menggunakan alat musik saxophone, logat bicara wanita dewasa dengan nuansa menggoda, sesuatu berbentuk jam pada mata kirinya, dan yang paling penting tentu saja tampilan gothic kemerahan dengan oppai terbuka yang tidak akan pernah hilang dari ingatan para penonton Date a Live.

Kurumi kali ini memiliki peran yang sangat penting dalam arc Tobichii Origami. Kurumi membantu Tobiichi Origami pergi ke masa lalu demi membalaskan dendamnya. Kurumi juga membantu Itsuka Shido dalam menghentikan dendam Tobiichi Origami. Sehingga cukup menyenangkan ketika melihat lebih banyak dialog terjadi antara Itsuka Shido dan Kurumi.

3. Tobiichi Origami: 7




Tobiichi Origami, heroine lama kita yang satu ini memang terlihat semakin tenggelam karakternya dibandingkan pasukan harem Itsuka Shido lainnya, terutama semenjak semakin bertambahnya jumlah roh yang dikencani Shido. Sehingga banyak penonton yang mulai tidak empati lagi pada dirinya dan mulai beralih pada heroine-heroine yang baru. 

Saya sendiri jujur saja melihat karakter Tobichii Origami hanyalah sebagai cewek hentai yang kesehariannya hanya terus-terusan menggoda Itsuka Shido. Sehingga lama-lama terlihat tidak menarik lagi karena tidak ada hal baru dari dirinya.

Maka muncullah arc Tobiichi Origami ini, yang khusus hanya mendalami karakter dirinya saja. Ternyata hal tersebut berhasil dilakukan. Saya yang pada awalnya tidak peduli pada Tobiichi Origami akhirnya mulai mendalami bagaimana masa lalu yang terjadi pada dirinya. 

Maka dibuatlah karakter dirinya menjadi setara dengan 7 roh lainnya. Tobiichi kemudian bertransformasi menjadi roh dengan kristal metatron yang diberikan oleh phantom pada dirinya. The new Tobiichi Origami.

Mendekati akhir arc Tobiichi Origami, kita akan melihat sosok Tobiichi yang berbeda. Tobiichi yang kehilangan ingatan ini terlihat seperti karakter yang malu-malu, tidak berbicara dengan nada yang datar lagi, dan kali ini memiliki rambut yang panjang. 

Walaupun sedang kehilangan ingatan, seringkali ingatan hentainya muncul kembali dan hal itu memiliki sisi humor tersendiri bagi penonton. Tobiichi terlihat seperti sedang berpuasa untuk tidak melakukan perbuatan hentai pada Itsuka Shido.

STORY 6

Majihikuwa, kata-kata si megane Fujibakama Mii yang selalu saya ingat setiap menonton seri anime ini. Date a Live season ketiga kali ini akan menampilkan Natsumi dan Tobiichi Origami sebagai fokus utama ceritanya.

Pada arc Natsumi, diceritakan bagaimana Natsumi memainkan perannya dengan sangat baik sebagai seorang antagonis. Hal tersebut memang cukup menarik, tetapi arc ini terlihat banyak sekali ceritanya terkesan ingin terburu-buru sehingga karakter Natsumi tidak mendapatkan development yang cukup.

Natsumi yang pada awalnya menggunakan wujud oppai oneesan sudah cukup membuat saya tidak begitu peduli pada karakter ini. Mengapa? Karena jika dibandingkan dengan semua pasukan harem Itsuka Shido sudah banyak sekali karakter oppai yang memiliki kepribadian jauh lebih baik. Tetapi beruntunglah ternyata Natsumi menjadi karakter penambah jajaran loli Itsuka Shido yang awalnya hanya diisi oleh Kotori dan Yoshino

Arc Natsumi ditutup dengan pemuncak cerita yang buruk sekali. Tidak ada kencan sama sekali, Itsuka Shido mengakhiri arc ini secepat mungkin dengan memberikan ciuman pada Natsumi setelah menyelesaikan pertarungan melawan robot milik organisasi DEM.

Kita lanjutkan pada Arc yang menceritakan Tobiichi Origami, seperti yang sudah  saya jelaskan sebelumnya, Tobiichi Origami akhirnya mendapatkan character development yang jauh lebih baik disini. 

Tobiichi yang dendam pada roh yang membunuh orang tuanya, menganggap bahwa semua roh yang ada di dunia ini sama saja, kehadiran para roh ini seharusnya dilenyapkan sejak awal. Kita akhirnya bisa melihat kembali pertarungan antar Origami vs Tohka. Pembuktian siapa heroine Itsuka Shido yang sebenarnya. 

Setelah menjadi roh, perjuangan Tobiichi Origami dalam merubah masa lalu berakhir dengan sebuah ironi. Roh yang membunuh orang tuanya sendiri ternyata adalah dirinya sendiri yang datang dari masa depan. Emosi Tobiichi yang tidak terkontrol akhirnya merubah Tobiichi menjadi reverse, yaitu Dark version, yang sepertinya terlihat sudah tidak dapat tertolong lagi. 

Kurumi menggunakan kekuatannya yang membuat Itsuka Shido kembali ke masa lalu. saya cukup impressif melihat ternyata kemampuan Kurumi pun tidak dapat melawan garis takdir yang telah ditetapkan sang pencipta. Date a Live ternyata mengikuti prinsip waktu yang sama seperti anime Steins; Gate. Sehingga ketika Shido mencoba menyelamatkan masa lalu Tobiichi, semuanya akan berakhir sama saja dengan depresi Tobiichi Origami. 

Saya pun tidak ingat lagi cerita arc Tobiichi Origami ini ada pada garis waktu yang mana? Apakah tidak masalah jika mereka berada di garis waktu tersebut?

Hal lainnya yang akan saya bahas adalah organisasi tempat berkumpulnya orang-orang yang melawan roh dengan cara kekerasan, yaitu DEM. Organisasi ini semakin lama semakin terlihat seperti pelengkap saja. Hanya digunakan sebagai musuh dari para roh. 

Prestasi nyatanya tidak terlihat sedikitpun walaupun memiliki pasukan yang cukup elit. DEM membutuhkan development lagi agar alasan keberadaannya bisa benar-benar diterima oleh penonton. 

Teman Tobiichi pada season sebelumnya pun sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya. Saya bahkan tidak ingat lagi siapa namanya. Walaupun teman Tobiichi ini memiliki desain karakter yang menarik, ternyata tidak cukup memorable untuk bisa diingat. Lebih seperti angin yang lewat begitu saja. 

ENJOYMENT: 6

Saking seriusnya cerita, mereka hampir melupakan satu hal yang biasanya selalu ada pada setiap seri Date a Live. Hal yang terlupakan tersebut dapat kita temukan dari judul anime ini, yaitu “Date” atau yang kita terjemahkan menjadi kata "kencan". Pilihan ala galge khas anime ini yang nyeleneh dan muncul ketika Itsuka Shido sedang berkencan sudah tidak muncul lagi. 

Walaupun pada akhirnya unsur tersebut digunakan lagi satu kali memasuki akhir dari arc Tobiichi Origami. Hal tersebut ternyata sudah terlambat, penonton sudah menganggap Date a Live season ketiga ini sudah kehilangan ciri khasnya tersebut.

Saya senang harem Itsuka Shido tidak bertambah banyak, dan hanya memunculkan Natsumi saja. Walaupun roh yang muncul tidak banyak, akan tetapi unsur kencan yang menjadi ciri khas anime ini seharusnya jangan dihilangkan begitu saja. Gara-gara hal tersebut sisi humor dari anime ini sudah tidak ada lagi. Saya pun dapat mengatakan bahwa saya sudah kehilangan kenyamanan dalam menontonnya.

OVERALL: 7

Dengan ending yang aneh dan cukup maksa sekali pada episode 12. Saya lebih setuju seharusnya ending anime diletakkan pada akhir arc Tobiichi Origami, yaitu pada episode 11. Hal itu akan membuat akhir cerita jauh lebih baik dan sistematis sehingga tidak memunculkan pertanyaan lagi pada penonton apakah cerita ini akan berlanjut.

Overall saya merasa tidak puas karena season ketiga ini sudah kehilangan unsur dari Date a Live season sebelumnya. Hal itu cukup membuat saya kesal karena kurang baiknya masing-masing arcnya dieksekusi.

~ AYBD