Yo gan, kita ketemu lagi. Kali ini saya ingin mereview 3 episode awal dari sebuah anime yang ‘katanya’ disebut-sebut bakal menjadi salah satu top anime di musim ini. Judul animenya yaitu Carole & Tuesday, sebuah anime yang dipenuhi unsur western dan berlatar cerita di planet Mars. What? Mars? Iya Mars, anda tidak sedang menonton seri anime robot-robotan Gundam Iron Blood Orphan ya, cerita anime Carole & Tuesday ini benar-benar murni hanya bergenre Drama dan Music. Jadi tidak ada unsur mecha-mechaan ya gan, heheh.
Satu hal yang harus anda tau, anime ini tidak berasal dari manga ataupun novel. Ini benar-benar merupakan seri original yang storynya dibuat langung oleh script writer. Saya juga sudah menyebut sebelumnya, anime ini memiliki genre Music. Jika anda tidak terlalu suka dan familiar dengan anime bergenre Music, anda tidak akan dapat merasakan bagaimana feel dari anime ini. Jadi saran saya buat para wibuers yang merasa kalau anime ini bukanlah genrenya sebaiknya mundur terlebih dahulu, karena saya akan membahas anime ini berdasarkan perpektif Music, yang mana mungkin hanya sebagian orang saja yang merasa sama dengan feel yang saya rasakan. “Widih, udah kayak musisi pro aja nih gan?”. Ah, enggak juga kok, saya murni hanya seorang wibu yang cuma ingin mengeluarkan pendapatnya. Hell yeah, bijak gan, salam sempak.
Anda dapat membaca tulisan saya sebelumnya yang membahas mengenai anime Isekai Quartet, Kono Oto Tomare, Bokutachi wa Benkyou ga Dekinai, Kimetsu no Yaiba, Kaze ga Tsuyoku Fuiteru, Kaguya-sama wo Kokurasetai, Date a Live Season 3, Kakegurui Season 2, Domestic na Kanojo. Silahkan klik saja pada salah satu judul-judul tersebut untuk melihat postingannya.
SINOPSIS
50 tahun telah berlalu setelah planet Mars dinyatakan sebagai planet yang dapat dihuni oleh manusia. Ini adalah zaman dimana teknologi benar-benar sudah maju, kebanyakan kegiatan sehari-hari sudah menggunakan Artificial Intelegence. Termasuk juga dalam hal musik.
Anime ini merupakan kisah dari dua orang gadis remaja bernama Carole dan Tuesday yang ingin menghidupkan lagi dunia permusikan yang benar-benar murni tercipta dari perasaan milik manusia, bukan ciptaan musik yang berasal dari Artificial Intelegence. Mampukah mereka melakukannya?
VISUAL
Pertama, pada desain karakter. Apa cuma saya yang mengira kalo Carole itu cowok? Semoga saya tidak sendiri ya, wkwkwk. Karena di cover page animenya itu jelas sekali kalo Carole itu pake baju cowok. Eh, rupanya memang Carolenya aja yang pada dasarnya memang cewek tomboi. Tapi saya sih bahagia gan, misalkan Carole itu benar-benar cowok mungkin saya gak akan nonton anime ini. Karena yang saya harapkan dari anime ini adalah unsur dramanya, bukan unsur romancenya.
Kemudian pada desain karakter Tuesday juga benar-benar bule abis dah. Jika di anime lain juga ada karakter bule murni, mungkin desain karakter si Tuesday inilah yang paling benar-benar mendekati desain karakter bule yamg seharusnya. Tidak hanya itu, saya juga mengira mereka berdua itu anak-anak. Eh, ternyata rupanya udah pada remaja toh, jadi ketipu saya rasanya. Kecewa bener dah.
Oke, kita lanjutkan yang kedua pada bagian visual backgroundnya. Pada bagian visual background, studio Bones berhasil menggambarkan bagaimana bentuk kota metropolis berteknologi maju dengan gaya westernnya. Tetapi untuk penggambaran planet Mars yang sesungguhnya, anime Gundam Iron Blooded Orphan lah yang paling mendekati. But, kirai janai wa, karena kualitas visual anime ini benar-benar mirip seperti kualitas sebuah anime movie gan, dan itu bahkan akan berlanjut hingga 24 episode. Bisa dibayangin kan, benar-benar berat sekali kerja dari staff studio Bones ini ya, gak kayak anime Kono Oto Tomare ya yang kurang effort dalam pengerjaan visual art animenya. Pada anime Carole & Tuesday ini hasilnya benar-benar luar biasa gan, bahkan mereka berhasil menempatkannya menjadi salah top anime di musim ini, dibelakang SnK pastinya. “Lah, SnK lagi?” ya wajar gan, hypenya kan lebih gede.
Terakhir, pada visual pergerakan karakter dan juga visual effect. Anda tau dimana letak scene yang pengerjaannya paling maksimal? Yaitu scene disaat mereka berdua sedang menyanyi, baik yang sedang menyanyi di jalan, di rumah, maupun di panggung. Untuk pergerakan yang selain adegan itu sih gak ada masalah, tapi untuk pergerakan ketika mereka sedang menyanyi ini yang benar-benar hasilnya manteb bener. Jumlah frame yang digunakan benar-benar banyak sekali disitu. Bahkan anda bisa melihat betapa indahnya pergerakan jari Tuesday memainkan chord pada gitarnya tersebut. Anda harus mengapresiasi hasil kinerja studio Bones ini.
Pada bagian pencahayaan juga memiliki hasil yang sangat memuaskan, baik itu pencahayaan pada siang hari maupun malam hari. Soalnya sebelumnya kita juga sudah pernah lihat bagaimana hasil kerja mereka, seperti misalnya yang ada di anime Bungou Stray Dogs. Pencahayaan tersebut meliputi cahaya matahari, lampu, pantulan cahaya dari air, dan lain-lain.
SOUND
Saya mungkin tidak akan membahas bagaimana nyanyian mereka pada bagian ini, tetapi langsung saja nanti pada bagian storynya. Untuk saat ini saya akan bahas dulu bagian Background Music, atau yang sering juga disebut dengan BGM.
Membuat BGM western dengan tetap mempertahankan unsur bahwa 'ini merupakan suatu anime' itu pekerjaan yang susah lho gan. Studio Bones berhasil melakukan pemilihan musik yang benar-benar sesuai dengan latar ceritanya. Kalau dibilang pengalaman sih studio Bones sebenarnya sudah pernah mengadaptasi anime yang juga memiliki gaya western-westernan, salah satunya yaitu anime Kekkai Sensen. Sehingga menurut saya ini bukanlah hal yang baru bagi studio Bones. Tinggal mencoba untuk menyempurnakannya saja dari anime sebelumnya.
Kemudian saya akan membahas pada bagian Ending Song. Lah? kok ending song, bagian opening songnya? Gak ada masalah gan, semua lancar, normal, dan sehat wal afiat. Pada postingan sebelumnya saya sudah pernah bilang bahwa ending song itu tidak ada yang menarik. Kalau dari sisi visual sih emang bener gan. Kita sendiri juga tau kalau visual pergerakan pada ending songnya itu cuma gerakan langkah kaki kiri dan kanan yang terus diulang-ulang dengan polesan efek gambar solid pada bagian backgroundnya. Tetapi saya tidak sedang berfokus pada bagian itu, melainkan lagu yang saya dengar pada ending songnya ini. Lagu tersebut memiliki genre lagu pop klasik yang dipadukan dengan efek alat musik keyboard. Ketika saya mendengarnya saya mengatakan “Eh, kok asik juga ya lagunya, jarang-jarang lho ada genre lagu seperti ini di anime”. Saya akhirnya terus mengulang-ngulang lagunya ini hingga kuping saya benar-benar puas mendengarnya.
STORY
Jika anda tidak terlalu familiar dengan anime gaya western-westernan, you’re not alone bro. Saya jarang sekali menonton anime bergaya western. Karena menurut saya anime itu kan memang seharusnya berlatar cerita di Jepang, jadi ngapain pindah-pindah ke negeri lain. But, stop the blaming gan, saya yang ga suka ‘westernime’ ini tiba-tiba aja seperti nelan ludah sendiri. Anime ini ternyata benar-benar memperlihatkan kelasnya sebagai anime Music. Dalam hati saya ngomong gini “njir, merdu bener ini suara Tuesday ama Carole, udah kayak penyanyi opera aja”. Tapi untuk bagian nyanyi-nyanyian ntar aja kita bahas, karena kita harus membahas terlebih dahulu bagaimana story dari anime ini.
Pada episode awal anime ini, ternyata gak perlu cerita panjang lebar lagi gan. Si Carole sama si Tuesday langsung dipertemukan. Mereka bertemu ketika si Carole waktu itu kebetulan sedang main musik di pinggir jalan. “Lah, lagi ngamen?” Enggak lah, si Carole walaupun sedang butuh uang nggak segitunya juga kepengen ngumpulin uang dari ngamen. “Lah, jadi ngapain?” Pada saat itu Carole benar-benar murni cuma pengen bermain musik buat menyampaikan isi perasaannya gan. Setelah bertemu Carole, Tuesday pun menjelaskan bahwa yang kurang dari musik Carole itu adalah lirik. Tuesday akhirnya menyempurnakan musik tersebut bersama Carole dan lahirlah sebuah lagu yang dapat membuat penonton ikutan baper.
“Mimin lebay ah, masa dengar suara mereka di lagu pertamanya aja udah baper?” Makanya sebelumnya saya sudah bilang untuk benar-benar mendengarkan dengan baik bagaimana suara nyanyian mereka. Anda tau apa usaha yang saya lakukan? saya nonton anime ini dengan speaker bass yang volumenya sengaja saya besarkan cuma buat mengetahui bagaimana kualitas ‘Music’ dari animenya. Alhasil, ternyata benar, seperti kata Tuesday lagu itu memang menggambarkan bagaimana perasaan dari orang yang menyanyikannya. Saya mendengar bunyi piano Carole itu penyampaian feelnya dapat sekali. Saat pertama kali saya mendengarnya di episode 1, dalam hati saya bilang “wat? bunyi piano Carole menyentuh sekali, padahal waktu itu ga ada liriknya lho”. Scene tersebut ternyata juga didukung dengan visual yang memperlihatkan masa lalu Carole selama di panti asuhan dan juga masa lalu Tuesday yang hidup dibayang-bayang ibunya. Lalu dengan lirik lagu yang sudah disempurnakan, lahirlah sebuah lagu yang berjudul “The Loneliest Girl” yang lirik lagunya mengkisahkan tentang seorang gadis yang berjuang hidup dalam kesendirian. Itu sangat mirip sekali dengan kisah mereka berdua.
Pada episode 2 mereka kemudian mencoba menyanyikan lagu pertama mereka itu di atas panggung. Ketika mereka menyanyikannya saya pun seperti mendengarkan bagaimana kisah pilu yang mereka alami, dan juga sesuatu sepert hal yang mereka inginkan dalam hidup mereka. Tanpa lirik saja saya sudah merasa tersentuh, apalagi kalau ada liriknya. Saya terus menyimak isi dari lagu “The Loneliest Girl” ini lirik demi lirik, dan tiba-tiba saja saya seperti ikut merasa sedih. Padahal lagunya itu dinyanyikan cuma satu setengah menit lho. Dalam hati saya mengatakan seperti ini “wat? kok saya hampir nangis ya, ini baru episode 2 lho, bisa-bisa jadi rekor terbaru saya selama nonton anime sedih”. Namun, saya tidak yakin kalian juga mengalami hal yang sama dengan saya. Jika kalian tidak mengalaminya, mungkin kalian hanya kurang menghayati saja isi dari lagunya. Karena kebetulan liriknya berbahasa Inggris otomatis saya gak perlu fokus pada terjemahannya, melainkan fokus langsung pada suara dan musik yang mereka mainkan. Well done Bones Studio. You're doing a great job.
Pada bagian kelanjutan storynya, saya sekarang tau mengapa anime ini mengambil latar cerita di planet Mars. Jika mereka berada di bumi tentu saja hanya akan disebut sebagai musisi yang terkenal ‘sedunia’ saja. Tetapi jika mereka berada di Mars, akan ada pencapaian yang jauh lebih tinggi, yaitu menjadi musisi yang terkenal sejagad alam semesta. Thats good dude, pencapaian yang benar-benar tidak pernah terbayangkan oleh kita sebelumnya.
Alur cerita ke depan pun sepertinya sudah terlihat. Dijaman dengan teknologi yang sudah maju ini, semua musik sudah dapat diciptakan dari Artificial Inteligence yang canggih. Akan tetapi musik yang tercipta dari perasaan manusia seakan seperti sudah punah. Carole dan Tuesday akan berusaha mengembalikan lagi arti musik yang sesungguhnya pada alam semesta.
Beberapa adegan lainnya juga kerap kali dipenuhi unsur yang akan membuat kita jadi tertawa. Karena jika terlalu serius bisa-bisa penonton nantinya akan jadi bosan juga gan, dan bisa-bisa malah pindah nonton anime sebelah. This comedic scene is a well move by bones.
OVERALL
Studio Bones memang luar biasa. Terkadang bisa membuat anime dengan visual modern seperti Bungou Stray Dogs dan Kekkai Sensen, terkadang juga bisa membuat anime dengan visual klasik seperti Boku no Hero Academia dan Mob Psycho 100.
Bagi saya sendiri, siapa sih yang tidak menyukai kisah orang yang berusaha dari nol. Anime Carole & Tuesday ini saya yakin sekali memiliki potensi yang besar untuk membuat penontonnya banjir air mata. Tetapi tentu saja kita tetap harus mengamati tiap minggunya bagaimana perkembangan dari alur ceritanya. Saya pun berharap pada episode terakhir anime ini nantinya bisa menampilkan sad moment yang jauh lebih baik dari sad moment anime lainnya diluar sana. Jika tahun lalu ada anime Mirai no Mirai yang masuk nominasi Academy Award, semoga tahun ini merupakan giliran dari anime Carole & Tuesday.
~AYBD
0 Komentar