[HALF REVIEW] Kono Oto Tomare, Hasil Latihan yang Luar Biasa



Yo gan, sudah nonton anime Kono Oto Tomare sebanyak 6 episode? Mungkin baru beberapa minggu berselang sejak saya  membuat review 3 episode dari anime ini. Karena berhubung juga sudah pertengahan season, saya ingin mereview kembali anime ini secara keseluruhan 6 episode, khususnya dari beberapa hal yang terjadi pada episode 4, 5, dan 6.

Kali ini, adegan yang terjadi dalam episode 4, 5, 6 akan memiliki beberapa hal penting jika dibandingkan dengan tiga episode sebelumnya. Mengapa saya mengatakan demikian? Karena di episode-episode ini lah yang menjadi pemuncak dari konflik pertama, dan juga menjadi awal dari munculnya sebuah konflik baru. 

Namun, jika ditanya episode manakah diantara episode-episode tersebut yang paling berkesan, tentu siapapun pasti akan menjawabnya dengan episode 5. Karena disitulah episode dimana mereka akhirnya bisa mengeluarkan semua hasil dari latihan mereka didepan banyak orang. 



SINOPSIS
Seorang siswa SMA bernama Kurata Takezou adalah anggota dari klub musik tradisional alat musik koto. Koto merupakan sejenis alat musik tradisional Jepang yang dimainkan dengan cara dipetik. Setelah para senior dari klub koto tersebut lulus, Takezou akhirnya menjadi satu-satunya anggota yang berada di klub tersebut. 

Takezou kemudian bertemu dengan Kudou Chika, seorang siswa yang terlihat seperti preman yang sering berkelahi. Namun yang mengejutkan ternyata Kudou Chika sangat tertarik dengan alat musik Koto dan berniat untuk bergabung dengan klub. 

Selain Kudou Chika, Takezou juga bertemu dengan Houzuki Satowa, seorang siswi yang ingin bergabung dengan klub koto namun memiliki niat hanya melakukannya untuk kepentingan sendiri. Bagaimanakah cara Kurata Takezou menjalankan klub ini? Apakah para anggota baru dari klub koto ini bisa mencapai target kejuaraan nasional?

STORY POINT
Saya tidak akan mereview kembali bagaimana visual dan sound anime ini, kecuali jika memang ada beberapa hal penting terjadi. Pada bagian ini saya hanya akan memberikan beberapa poin menarik yang bisa saya ambil dari kesuluruhan 6 episode. 

Lalu, apa-apa saja poin tersebut. Mungkin anda dapat membaca postingan review 3 episode yang saya tulis sebelumnya untuk melihat pembahasan mengenai visual dan sound. Berikut adalah beberapa poin yang dapat saya ambil setelah menonton anime ini sebanyak 6 episode.
1. Power of Berlatih


Apa yang mereka perlihatkan dalam beberapa episode ini sungguh merupakan tekad yang kuat sekali. Mereka sebenarnya tidak mengetahui sama sekali cara bermain koto, namun yang namanya proses tidak pernah mengkhianati hasil. 

Dedikasi yang mereka gunakan sepenuhnya untuk bermain koto seakan memberikan pelajaran bagi kita bahwa segala sesuatu yang terjadi itu memang tidak ada yang instan, semua berasal dari nol. 

Mereka bahkan hanya menghabiskan waktu selama satu bulan saja untuk berlatih memainkan alat musik koto. Itu merupakan waktu yang singkat untuk beberapa orang yang belum pernah sama sekali memainkan alat musik tradisional ini. 

Namun karena metode latihan mereka yang mencoba langsung mempraktekkan lagunya tanpa melalui beberapa nada dasar terlebih dahulu membuat mereka akhirnya mulai dapat menguasai bagaimana cara bermain koto. 

Tentu saja ini tidak lepas dari bagaimana peran Hozuki melatih mereka. Saya yang pada awalnya mungkin agak membenci karakter Hozuki, akhirnya sedikit demi sedikit sudah mulai dapat menerima keberadaan dirinya. Ini mungkin juga karena perkataan Chika yang sepertinya sudah membuat ia sadar untuk tidak mengejar lagi ambisi pribadinya itu. 

Untuk sebuah anime bergenre music, mau bagaimana pun juga, keberadaan seseorang yang sudah ahli dalam bermain koto memang sangat dibutuhkan. Walaupun saya tidak tahu sama sekali mengenai alat musik ini, penjelasan yang diberikan Hozuki sudah memberikan gambaran yang cukup jelas sekali. Hozuki menjelaskan dengan sangat perlahan agar penjelasannya mengenai cara bermain koto tidak hanya dipahami oleh mereka saja, tetapi juga dipahami para penonton. 


Takezou Kurata sebagai ketua klub juga memiliki peran yang penting dalam membangun hubungan antar para anggotanya. Karena sebagai orang yang sudah bersama dengan klub koto selama satu tahun sangat mengetahui bagaimana caranya agar permainan musik mereka bisa menyatu, yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana bersama, seperti kegiatan ngumpul bareng di sebuah warung makan, salah satu adegan yang kita bisa lihat pada episode 4. 

Takezou sangat mengetahui bagaimana cara mengembalikan mood mereka ketika latihan mereka sedang tidak bagus, mengetahui cara memanage masing-masing dari anggotanya, juga mengetahui cara memberikan motivasi ketika semangat mereka mulai menurun. Dengan dibangunnya kepercayaan antar para anggotanya, maka bunyi permainan koto mereka juga akan terdengar jauh lebih baik lagi.

2. Makna Bermain Koto yang Sebenarnya


Seperti biasa, saya membesarkan bunyi speaker saya untuk mendengar bagaimana kualitas dari anime music ini. Sebagaimana anime yang mengusung tema mengenai musik, pemilihan alat musik tradisional koto sebagai tema utama dalam animenya merupakan sesuatu yang sangat tepat sekali dilakukan, unsur genre musicnya pun jauh lebih berasa. 

Sangat berbeda sekali dibandingkan dengan anime musik pasaran yang berisikan cewek kawaii bermain gitar listrik, I dont like that anime. Whut anime I just mean? K-on, of course.

Pemilihan alat musik koto saya katakan tepat karena ia dapat menghasilkan suara yang merdu tanpa sentuhan alat elektronik apapun. Alat musik koto juga menyalurkan suatu energi yang besar kepada siapapun yang mendengarkannya.

Lalu, apa yang menarik dari alat musik koto? 

Obasan mengatakan bahwa Koto bukan merupakan sekedar alat musik petik, ada makna besar yang coba disampaikan koto, yaitu menyampaikan bagaimana perasaan orang yang memainkan alat musik ini pada orang yang mendengarnya. 

Kadang terdengar bunyi nada lembut bertempo pelan, dan kadang juga terdengar nada keras bertempo cepat. Permainan intonasi inilah  yang membuat penyampaian isi lagu sangat terasa sekali.

Benar seperti yang dikatakan salah satu trio semprul itu, menyamakan irama dan tempo antara anggota yang satu dengan yang lainnya itu merupakan hal yang sulit. Karena hal tersebut memang lebih banyak melibatkan feeling dalam diri sendiri, bagian mana timing musik yang harus masuk dan bagian mana yang tidak, itu adalah feeling bukan pikiran. 

Hozuki saja tidak tau bagaimana cara menjelelaskannya. Namun si semprul itu berhasil memberikan gambaran mengenai tempo permainan yang diibaratkan seperti pemain drum pada sebuah band. Hasilnya pun berhasil dilakukan, irama dan tempo mereka akhirnya bisa menyatu satu sama lain.

3. Penampilan yang Menakjubkan


Saya benar-benar ikut terbawa dalam cerita, karena sesaat sebelum mereka nampil banyak sekali yang meremehkan mereka. Saya pun hanya memikirkan satu hal, yaitu membayangkan bagaimana ekpresi mereka nantinya saat klub koto ini nampil. Alhasil, benar seperti yang saya pikirkan, saya cengengesan sendiri melihat ekspresi mereka. Didalam hati saya bilang begini “rasain tuh, omong aja gede, dasar sampah, tau tentang musik aja tidak”. 

Karena memang seperti itulah, apa yang terlihat diluar tidak seperti apa yang terlihat di dalam. Menjawab perkataan mereka pun tidak ada gunanya. Cara satu-satunya hanyalah dengan menjawab langsung melalui permainan koto mereka. Drama yang berhasil membawa saya masuk ke dalam cerita mereka ini menandakan mereka sukses dalam melakukan pengadaptasian storynya.

Saya biasa selalu membuat catatan selama episode sedang berlangsung, itu saya lakukan untuk membuat poin-poin penting untuk review ini. Tetapi selama mereka nampil saya benar-benar ingin fokus dengan performance mereka, saya tutup semua catatan dan menyimak sepenuhnya penampilan mereka. Ternyata tidak sia-sia saya melakukan itu. 

Saya merasa itu adalah menit-menit paling berharga yang saya habiskan diantara banyaknya anime di musim ini. Saya pun tidak menyangka, ternyata permainan mereka benar-benar luar biasa. Sekali lagi bisa saya katakan bahwa usaha yang manis pasti akan membawa hasil yang manis pula. Mereka sudah berlatih dengan sangat baik sekali, saya sudah tidak sabar untuk menunggu permainan koto mereka lagi di episode-episode yang berikutnya.

4. Selesai Konflik dengan Pak Wakepsek Muncul Lagi Konflik yang Baru

Sungguh anime yang penuh sekali akan drama. Pada adegannya memiliki banyak sekali elemen seperti yang diterapkan pada anime Oregairu, yaitu musik sedih ketika karakter berbicara sendiri didalam hatinya. 

Beberapa adegan yang memiliki unsur tersebut yaitu adegan flashback saat mereka berlatih bersama atau juga adegan saat mengingat bagaimana masa lalu kelam yang pernah mereka alami .

Episode 5 menandakan arc pertama bersama pak wakil kepsek telah usai, karena setelah mereka nampil sudah tidak ada lagi sesuatu yang akan menghalangi mereka. Kemudian pada episode 6 akan menjadi pertanda awal munculnya sebuah konflik baru, yaitu arc seorang wanita pengacau yang ingin menghancurkan klub koto mereka. 

Saya tidak punya banyak komentar untuk karakter baru ini. Dalam satu episode saja mereka sudah mampu membangun seorang karakter yang memiliki kepribadian jahat sekali. Thats well dude, jika anda membenci dirinya, berarti anime ini sudah berhasil membawa anda ke dalam drama mereka.

CLOSING REVIEW PERTENGAHAN MUSIM
Saya tidak tau apakah hanya perasaan saya saja, tetapi pada bagian visual backgroundnya sepertinya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan episode sebelumnya. Visual yang juga menarik perhatian saya yaitu visual frame episode 5 disaat mereka sedang nampil. 

Pergerakan pada jari mereka memainkan koto dengan secepat itu menandakan ada banyak frame yang digunakan disana. Saya sangat minta maaf jika sebelumnya mengatakan bahwa anime ini merupakan anime low budget.


Ada beberapa sinyal yang diberikan bahwa romance antara Hozuki dan Chika sepertinya sedang dibangun, dan saya sangat tidak menyukai itu. Karena saya hanya mengharapkan drama saja dari anime ini. Drama yang dibangun dari bagaimana usaha dan rintangan yang mereka hadapi dalam mencapai perlombaan tingkat nasional. 

Jika romance diantara mereka berdua terjadi, maka akan membuat keadaan mereka menjadi canggung, dan akan mempengaruhi permainan koto anggota lainnya. Disaat Takezou dan kawan-kawan sedang seriusnya ingin mencapai tingkat nasional, mereka malah pacar-pacaran , kan aneh jadinya.

Ini lah pentingnya drama. Jika anime Bakuman hanya membahas tentang menggambar manga saja tanpa tujuan besar dan konflik yang terjadi, maka pasti akan jadi membosankan. Sama seperti anime ini, jika hanya bermain koto tanpa ada suatu konflik yang terjadi, maka juga akan jadi membosankan. 

Anime ini juga dapat memberikan suatu dampak aneh yang biasa juga anda temui pada anime lainnya, yaitu dampak “ikut-ikutan kepengen jadi main koto”. Ini hal yang wajar bung, saya juga pernah merasa seperti itu ketika menonton anime sport atau anime yang berhubungan dengan profesi. Rasanya jadi mau ikut-ikutan mengerjakan apa yang mereka lakukan.

Cara Jepang mengenalkan pada generasi muda melalui sebuah anime tentang bagaimana pentingnya melestarikan alat musik tradisional membuat saya sadar bahwa di negara kita sendiri ternyata masih banyak sekali yang sudah tidak peduli pada harta warisan peninggalan sejarah kita sendiri. Hal yang cukup miris sekali terjadi di Indonesia. Ini merupakan sesuatu yang memerlukan kesadaran dalam diri kita masing-masing.

Sebanyak 6 episode yang telah tayang ini respon saya mungkin cukup baik. Saya berharap walaupun di Myanimelist mendapatkan score 7,4 semoga itu bukanlah score akhir. Dua anime sebelumnya yang pernah saya tonton, yaitu Sangatsu no Lion dan Mob Psycho 100 juga pernah berada di score segitu pada awal-awal penayangannya, sekarang bisa anda lihat sendiri berapa scorenya. So, untuk anime Kono Oto Tomare, Keep Fighting dude.


~AYBD